Isi Kepala Pukul Nol Malam

alysia
1 min readNov 6, 2023

--

Malam ini tidak ada. kemudian kemarin adalah saku celana yang disembunyikan ketakutanmu. Mengendap-endap dibalik uang sepuluh ribu yang tidak cukup untuk makan kita berdua. Kamu bilang padaku bahwa sudah pasti Tuhan salah kirim uang pada rekening dengan dua digit akhir yang sama dengan tanggal lahirmu. Bulan ini tidak ada gajian, jadi kita cuma bisa makan mimpi dan omong kosong anak borjuis kota yang buih mulutnya tidak berhenti mencecar banyak hal perihal kegagalan dan jatuh yang tidak sebanding dengan isi dompetmu. Entah sudah berapa kali kamu kutuk dirimu karena uang kemarin habis untuk cat rambut yang menjengkelkan. Lalu kita mengais kepala ikan dengan seekor kucing yang sibuk cari nafkah untuk dua istri dan sepuluh anaknya. Kita kalah dengan binatang! kamu kalah dengan binatang. Hidup kita serba semrawut dan isi kepalaku seperti Jakarta pada senin pagi pukul tujuh lebih lima. Bedanya, tidak ada jalan tol atau kereta listrik, hanya ada jalan utama dan mobil dan bus kota dan asapnya yang buat malaikat bergidik untuk cabut nyawaku. Kita selalu paling hebat pahami aturan hidup sebab kita paling rajin untuk langar itu. Lihat keatas sekarang! ada masa lalu yang ludahi wajahmu dengan ketakutan baru. Aku menangis sejadinya saat bercermin, seperti sedang lihat hantu. "Alah cuma fiktif!" Katamu. Setelahnya, kamu terbirit-birit hingga kencing di celana saat kupaksa menyelami dunia yang tersembunyi dibalik kedua bola mataku. Kali ini, kerumunan pejalan kaki lempari kita dengan koin, keparat sialan! Mereka pikir kita gelandangan! padahal kita sedang mainkan peran jadi orang gila.

--

--